Hadits Ke-1
SEHATNYA HATI, SEHATNYA JASMANI
عَنْ
عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحَلَالُ
بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لَا يَعْلَمُهَا
كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ
لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى
حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ
حِمًى أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ
فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ (اللفظ
لالبخاري)
Artinya:
Dari ‘Amir dari Abdullah bin Nu’man bin Basyir r.a. beliau berkata:” Saya
mendengar Rasulallah bersabda,” sesungguhnya yang halal itu jelas dan
yang haram jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang
subhat (samara-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa
yang takut terhadap subhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara subhat, maka
akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala
yang menggembala hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang
untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah
bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah apa yang Dia
haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika
dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati. (HR al-Bukhari dan Muslim -redaksi lafazh dari al-Bukhari-)
Hadits Ke-2
NIKMATNYA SEHAT
عن
ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال النبي صلى الله عليه و سلم “نِعْمَتَانِ
مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ”
(رواه البخاري)
Dari Ibn ‘Abbas ra beliau berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda Dua kenikmatan yang dapat memperdaya banyak manusia adalah sehat dan waktu luang“” (HR. al-Bukhari)
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِمَنْكِبِيْ فَقَالَ (كُنْ
فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرِ سَبِيْلٍ ) . وَكَانَ
ابْنُ عُمَرَ يَقُوْلُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ
وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ
لِمَرِضَكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ) رواه البخاري
Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah saw. memegang kedua pundak saya seraya bersabda: “Hiduplah
engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara,” Ibnu Umar
berkara: Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika
kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah
kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk
kematianmu.(HR.al-Bukhari)
Hadits Ke-3
MEMAKAN MAKANAN YANG BAIK
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ : « أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ
طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ
الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ
الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ)
وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ
بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulallah saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang yang beriman sebagiamana
Ia memerintahkan kepada para Rasul-Nya dengan firman-Nya: “Wahai para
Rasul makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada
kalian”. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang yang melakukan
perjalanan jauh dalam keadaan kusut dan berdebu. Dia menganngkatkan
tangannya ke langit seraya berkata: “Ya Tuhanku, padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari
sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doannya
akan dikabulkan. (HR. Muslim)
Hadits Ke-4
ANJURAN BEROBAT
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap
penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa
Ta’ala.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنْ دَاءٍ إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:
كُنْتُ
عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَاءَتِ
اْلأَعْرَابُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَنَتَدَاوَى؟ فَقَالَ: نَعَمْ
يَا عِبَادَ اللهِ، تَدَاوَوْا، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ
دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ. قَالُوا: مَا
هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ
Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para
hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali
satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab:
“Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari
dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau
berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi
Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih
mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لَمْ يَنْزِلْ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan
menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa
mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa
mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau
menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan
hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul
Ma’ad, 4/12-13)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Sesungguhnya
Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan
janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda`
radhiallahu ‘anhu)
6. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الدَّوَاءِ الْخَبِيْثِ
“Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang buruk (haram).”
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Asy-Syaikh Al-Albani
menshahihkannya dalam Shahih Ibnu Majah, 2/255) [Lihat kitab Ahkam
Ar-Ruqa wa At-Tama`im karya Dr. Fahd As-Suhaimi, hal. 21)
Hadits Ke-5
TIDAK BERLEBIH DALAM MAKAN
عَنْ
مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مَلأَ آدَمِىٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ
بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ
مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Artinya:
Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak
ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya,
cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang
punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak bisa demikian, maka
hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga
untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits Ke-6
LARANGAN MENIUP TEMPAT MAKAN/MINUM
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ.
Artinya:
Dari
Ibn ‘Abbas “Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Telah Melarang
Bernafas Di Dalam Bejana Atau Melarang Untuk Meniup Padanya.” (HR. AT-TIRMIDZI
Hadits Ke-7
PENAWAR PADA SAYAP LALAT
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ
أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ
جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِي الْآخَرِ دَاءً
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a beliau berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Apabila
seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka
celupkanlah ia, sebab pada salah satu sayapnya terdapat penakit dan pada
sayap lainnya ada obat penawarnya, maka dari itu celupkan semuanya.” (HR. Abu Daud)
Hadits Ke-8
MENJILATI TANGAN
إِذَا
أَكَلَ أَحَدُكُمُ الطَّعَامَ فَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا
أَوْ يُلْعِقَهَا وَ لَا يَرْفَعَ صَحْفَةً حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ
يُلْعِقَهَا، فَإِنَّ آخِرَ الطَّعَامِ فِيْهِ بَرَكَةٌ
Artinya:
Dari
Ibn ‘Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Apabila salah seorang
kamu makan makanan, janganlah dia mengelap tangannya hingga menjilatinya
atau meminta orang menjilatinya. Dan janganlah dia mengangkat piringnya
hingga menjilatinya atau meminta orang untuk menjilatinya., karena pada
makanan terakhir terdapat barakah." (HR. Bukhari )
Hadits Ke-9
MENCUCI TANGAN SEBELUM TIDUR
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ
نَامَ وَفِي يَدِهِ غُمَرٌ وَلَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ فَلاَ
يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa
tertidur dan ditangannya terdapat lemak (kotoran bekas makan) dan dia
belum mencucinya lalu dia tertimpa oleh sesuatu, maka janganlah dia
mencela melainkan dirinya sendiri.” (HR. Abu Daud)
Hadits Ke-10
BERSUCI SEBAGIAN DARI IMAN
عَنْ أَبِى مَالِكِ الْحَارِث بن عاصِم الأَشْعَرِى رضي الله عنه قَالَ ، قَالَ رسول
الله صلى الله عليه و سلم : الطَّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَ الْحَمْدُ
للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ وَ سُبْحَانَ اللهُ وَ الْحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ
أَوْ تَمْلأ مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَ الأَرْضِ، وَ الصَّلاَةُ نُوْرٌ،
وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَ الصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَ الْقُرْآنُ حُجَّةٌ
لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ، فَبَائِعُ نَفْسَهُ
فَمُعْتِقَهَا أَوْ مُوْبِقَهَا . رواه مسلم
Artinya:
Dari
Abi Malik Al Haritsi bin Ashim Al ‘Asy’ari r.a. telah berkata, bersabda
Rosulullah saw. : Kebersihan itu sebagian dari iman, Alhamdulillah
memenuhi (memberatkan) timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah keduanya
memenuhi ruang yang ada di langit dan bumi. Shalat itu adalah nur,
shodaqoh itu adalah dalil dan sabar itu adalah cahaya serta Al Qur’an
itu hujjah (bukti) untuk membelamu atau menentangmu. Setiap manusia
adalah bekerja, maka ada yang menjual dirinya, untuk menyelamatkan
dirinya atau mencelakakannya. (HR. Muslim)
Hadits Ke-11
BERSYIWAK
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : { لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى
أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ } أَخْرَجَهُ
مَالِكٌ وَأَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ . وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ .
Artinya:
Dari Zaid bin Khalid al-Juhanni, beliau berkata “saya mendengar Rasulullah SAW. berkata: “ jika saja tidak memberatkan umatku maka sungguh akan ku perintah mereka untuk bersyiwak setiap akan mendirikan shalat.” (HR: Malik, Ahmad dan An-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya)
Hadits Ke-12
MENCUCI TANGAN SETELAH TIDUR
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قال : إذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ مَاءً ,
ثُمَّ لِيَنْتَثِرْ , وَمَنْ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ , وَإِذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَيْهِ قَبْلَ أَنْ
يُدْخِلَهُمَا فِي الإِنَاءِ ثَلاثاً ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لا يَدْرِي
أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ .
[وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ : فَلْيَسْتَنْشِقْ بِمِنْخَرَيْهِ مِنَ الْمَاءِ ]
[وَفِي لَفْظٍ : مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْشِقْ ]
Artinya:
Dari
Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda; Apabila seseorang dari
kalian berwudlu, hendaklah memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian
menyemburkannya. Dan barangsiapa beristijmar, hendaklah mengganjilkan.
Dan jika seseorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah
mencuci kedua (telapak) tangannya sebelum memasukkannya ke dalam bejana,
tiga kali, maka sesungguh-nya seseorang dari kalian tidak mengetahui ke
mana tangannya bermalam. (HR. al-Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
Di riwayat Muslim menggunakan lafal, “maka hendaklah memasukkan air ke dalam kedua (lobang) hidungnya.
Di dalam riwayat yang lain dengan lafal, “barangsiapa berwudlu hendaklah beristinsaq (memasukkan air ke hidung).
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ
حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Dari
Abu Hurairah radhiya alläh ‘anh, sesungguhnya Nabi Muhammad shallallähu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian bangun
dari tidurnya, maka janganlah ia membenamkan tangannya ke dalam bejana
sehingga ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah
tangannya waktu tidur itu berada.” (HR. Imam Muslim)
Lafazh Abu Daudv
إِذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نُوْمَةٍِ فَلاَ يُدْخِلْ يَدَهُ فِي
اْلإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثَا، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِيْ
أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
"Jika
salah seorang kalian bangun dari tidurnya, maka jangan (langsung)
memasukkan tangannya ke dalam bejana sampai dia mencucinya tiga kali,
karena salah seorang kalian tidak tahu di mana tangannya bermalam." (HR.
At-Tarmidzi)
Hadits Ke-13
MANDI
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- حَقٌّ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ أَنْ يَغْتَسِلَ فِي كُلِّ سَبْعَةِ أَيَّامٍ يَوْمًا يَغْسِلُ
فِيهِ رَأْسَهُ وَجَسَدَهُ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: “Haknya Allah atas setiap muslim adalah mandi di setiap tujuh hari, yaitu memandikan kepala dan jasadnya.” (HR. Muslim)
Hadits Ke-14
KEBERSIHAN FITRAH
الْفِطْرَةُ
خَمْسٌ ( أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ ) الْخِتَانُ وَالْاِسْتِحْدَادُ
وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Fithrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis”. [HR. Al-Bukhoriy (5889), Muslim (257), Abu Dawud (4198), dan An-Nasa'iy (9)]
1. Khitan alias Sunatan
أَلْقِ عَنْكَ شَعْرَ الْكُفْرِ وَاخْتَتِنْ
“Buanglah darimu rambut kekufuran, dan berkhitanlah”.
[HR. Abdur Razzaq (9835 & 19224), Ahmad (15470), Abu Dawud (356),
Al-Baihaqiy (781 & 17335), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (982).
Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah
(2977)]
2. Mencukur Bulu Kemaluan
وَقَّتَ
لَنَا فِيْ قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيْمِ الْأَظفَارِ وَنَتْفِ الْإِبْطِ
وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِيْنَ
لَيْلَةً
“Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menetapkan waktu bagi kami dalam
mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu
kemaluan, yaitu agar kami tak membiarkannya lebih dari 40 malam”. [HR. Muslim (258), Abu Dawud (4200), At-Tirmidziy (2759), An-Nasa'iy (14), dan Ibnu Majah (295)]
3. Memotong Kuku
Kebiasaan memanjangkan kuku banyak dilakukan oleh orang-orang kafir dan fasik serta menyalahi sunnah Rasulullah.
مَنْ تَشَبَّه َبِقَوْم ٍفَهُوَمِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut”
(HR. Abu Dawud (4031), Ahmad (5114), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath
(8327), Ibnu Manshur dalam As-Sunan (2370). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy
dalam Takhrij Al-Misykah (4347)
4. Mencabut Bulu Ketiak
Nabi
sangat menjaga kebersihan badan terutama dari bau yang menyebabkan
terganggunya orang lain, salah satu sumber bau badan adalah ketiak,
mencabut bulu ketiak merupakan upaya untuk menjaga tubuh senantiasa
bersih.
مَنْ
أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الْمُنْتِنَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ
مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ
الْإِنْسُ
“Barang
siapa yang memakan pohon (tanaman) yang busuk ini, maka janganlah ia
mendekati masjid kami, karena malaikat terganggu oleh sesuatu yang
mengganggu manusia”. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Masajid (1252)]
5. Mencukur Kumis
أُحْفُوْا الشَّوَارِبَ وَأْعْفُوْا اللِّحَى
“Potonglah (tepi) kumis, dan biarkanlah (panjangkan) jenggot”. [HR. Al-Bukhoriy (5553), dan Muslim (259)]
Hadits Ke-15
LARANGAN KENCING DI AIR TENANG
عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى عَنِ الْبَوْلِ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ
Artinya:
Dari Jubair ra dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi melarang kencing di air yang tidak mengalir. (HR an-Nasa’i).
Hadits Ke-16
KEBERSIHAN HATI DAN JIWA
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم :
إِذَا كَبَّرَ فِى الصَّلاَةِ سَكَتَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ
فَقُلْتُ لَهُ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى أَرَأَيْتَ سُكُوتَكَ بَيْنَ
التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ أَخْبِرْنِى مَا تَقُولُ. قَالَ « اللَّهُمَّ
بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ أَنْقِنِى مِنْ خَطَايَاىَ كَالثَّوْبِ
الأَبْيَضِ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِى بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ
وَالْبَرَدِ »
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika
Rasulullah SAW takbiratul ikhram maka setelahnya beliau diam, yakni di
antara takbir dan membaca al-Fatikhah. Kemudian aku bertanya kepadanya.
Demi bapakku, anda, dan ibuku,kenapa engkau diam di antara takbir dan
bacaan al-fatikhah? Beritahu kepadaku apa yang engkau baca? Beliau
menjawab: “Ya Allah, jauhkanlah diriki dari kesalahan-kesalahanku
sebagaimana Engkau telah menjauhkan timur dari Barat. Ya Allah,
bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti kain putih yang
dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari
kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun”. (H.R Abu dawud)
Hadits Ke-17
YANG KUAT YANG DICINTAI ALLAH
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ
أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا
شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW berabda: “Mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang
lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang mukmin) itu ada kebaikan, maka
berkeinginanlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi manfaat dan minta
tolonglah kepada Allah dan jangan merasa lemah, dan jika engkau tertimpa
musibah janganlah berkata “seandainya saya berbuat seperti ini seperti
ini seperti ini, tapi katakan ketetapan Allah, apa yang Dia kehendaki
maka Dia kerjakan, karena perkataanmu tadi kamu telah membuka pintu
untuk perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)
Hadits Ke-18
PERMAINAN YANG DIPERBOLEHKAN
كُلُّ
شَئْ ٍلَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعِبٌ إِلاَّ أَرْبَعٌ
مُلاَعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَتَأْدِيْبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ
وَمَشْيُهُ بَيْنَ الْغَرْضَيْنِ وَتَعْلِيْمُ الرَّجُلِ السِّبَاحَةَ رواه النسائى
Artinya:
‘Setiap
sesuatu yang bukan termasuk dzikir kepada Allah adalah Lahw dan La’b
kecuali pada empat hal, yaitu bermainnya sang suami dengan istrinya,
pengajarannya seseorang terhadap kudanya, larinya seseorang di antara
dua garis (start dan finish) dan seoranng yang mempelajari renang.” (HR. An-Nasa’i)
Hadits Ke-19
OLAHRAGA RENANG
عن
بكر بن عبد الله بن ربيع الأنصاري ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : عَلِّمُوا أَبْنَاءَكُمْ السِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ، وَنِعْمَ
لَهْوُ المُؤْمِنَةِ فِي بَيْتِهَا المِغْزلِ، وَإِذَا دَعَاكَ أَبَوَاكَ
فَأَجِبْ أُمَّكَ
أخرجه ابن منده وأبو موسى.
Artinya:
dari
Bakar bin Abdillah bin Rabi’ al-anshari berkata :berkata Rasulullah
SAW. “ajarilah anak anakmu berenang dan melempar lembing, termasuk juga
perempuan perempuan di rumahnya menenun, dan apabila kedua orangtuamu
memanggil maka utamakan ibumu”.
Hadits Ke-20
OLAHRAGA PANAH
عَنْ
عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- يَقُولُ : « إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُدْخِلُ بِالسَّهْمِ
الْوَاحِدِ ثَلاَثَةَ نَفَرٍ الْجَنَّةَ : صَانِعَهُ يَحْتَسِبُ فِى
صَنْعَتِهِ الْخَيْرَ وَالرَّامِىَ بِهِ وَمُنْبِلَهُ وَارْمُوا
وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا لَيْسَ
مِنَ اللَّهْوِ إِلاَّ ثَلاَثٌ : تَأْدِيبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ
وَمُلاَعَبَتُهُ أَهْلَهُ وَرَمْيُهُ بِقَوْسِهِ وَنَبْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ
الرَّمْىَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ
تَرَكَهَا ». أَوْ قَالَ : « كَفَرَهَا ».
Artinya:
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr berkata: “Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT akan
memasukan tiga kelompok ke dalam Sorga karena sebab panah satu, yaitu
pembuat panah yang mengharapkan kebaikan dari panah buatannya, pemanah
dan pelontar anak panah, maka memanahlah dan naikilah (kuda) kalian
semuanya, adapaun memanah lebih aku sukai dari pada naik kuda. Bukanlah
suatu lahw kecuali pada tiga hal; Seorang yang mengajari kudanya,
permainannya terhadap istrinya dan permainan busur dan anak panahnya,
barang siapa meninggalkan olahraga panah setelah mempelajarinya karena
benci maka (ketahuilah) bahwa sesungguhnya ia adalah suatu nikmat yang
telah dia tinggalkan’ atau Nabi berkata ‘yang telah ia kufuri.’ (HR. Abu Daud)
عَنْ
عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِىَّ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ تَعَلَّمَ الرَّمْىَ ثُمَّ تَرَكَهُ
فَقَدْ عَصَانِى
Artinya:
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa belajar memanah kemudian meninggalkannya, maka dia telah menyakitiku” (HR. Ibnu Majah)
Hadits Ke-21
HABBAH SAUDAH
خَرَجْنَا
وَمَعَنَا غَالِبُ بْنُ أَبْجَرَ فَمَرِضَ فِي الطَّرِيقِ فَقَدِمْنَا
الْمَدِينَةَ وَهُوَ مَرِيضٌ فَعَادَهُ ابْنُ أَبِي عَتِيقٍ فَقَالَ لَنَا
عَلَيْكُمْ بِهَذِهِ الْحُبَيْبَةِ السَّوْدَاءِ فَخُذُوا مِنْهَا خَمْسًا
أَوْ سَبْعًا فَاسْحَقُوهَا ثُمَّ اقْطُرُوهَا فِي أَنْفِهِ بِقَطَرَاتِ
زَيْتٍ فِي هَذَا الْجَانِبِ وَفِي هَذَا الْجَانِبِ فَإِنَّ عَائِشَةَ
حَدَّثَتْنِي أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ هَذِهِ الْحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ
كُلِّ دَاءٍ إِلَّا مِنْ السَّامِ قُلْتُ وَمَا السَّامُ قَالَ الْمَوْتُ
Artinya:
Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami 'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami Isra`il dari
Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah bepergian yang di
antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit,
ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq
menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya kalian memberinya
habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu
tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai
dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya
Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini
adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam. Aku bertanya;
Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-22
BEROBAT DENGAN MINYAK ZAITUN
عَنْ
عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم : ائْتَدِمُوا
بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوا بِهِ فَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ
مُبَارَكَةٍ
Artinya:
Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”
Hadits Ke-23
KURMA ‘AJWAH
عَنْ
سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله
عليه وسلم – يَقُولُ:مَنْ تَصَبَّحَ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِنْ عَجْوَةٍ، لَمْ
يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلا سِحْرٌ.
Artinya:
Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqash, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulallah SAW pernah bersabda: Barang
siapa pada pagi harinya makan 7 (tujuh) butir kurma ‘ajwa, maka pada
hari itu tidak akan membahayakannya segala bentuk sihir dan racun. (HR. Abu ‘Uwanah dan Baihaqi)
Hadits Ke-24
BEROBAT DENGAN MADU
عن
أبي سعيد : أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي بَطْنَهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ
أَتَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ
فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ فَقَالَ قَدْ فَعَلْتُ فَقَالَ
صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ
فَبَرَأَ
Artinya:
Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan
ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap
berkata: ‘Minumkan ia madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan
menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah
bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu
itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka
saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim –redaksi dari al-Bukhari-)
Hadits Ke-25
MENURUNKAN PANAS DEMAM
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ قَالَ ( الحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَاَبْرِدُوْهَا
بِالْمَاءِ
Diceritakan dari ‘Aisyah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Panas demam itu berasal dari didihan api neraka jahanam, karena itu dinginkanlah panasnya dengan air. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-26
BERBEKAM
عَنِ
بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :احْتَجَمَ النَّبِىُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَلَوْ عَلِمَ
كَرَاهِيَةً لَمْ يُعْطِه
Dari
Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berbekam dan memberikan upah kepada tukang bekam. Seandainya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa hal tersebut terlarang,
tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberi upah
kepadanya.” (Hr. Bukhari, no. 2159)
عَنِ
بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ احْتَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَلَوْ عَلِمَهُ خَبِيثًا لَمْ
يُعْطِهِ
Dari
Ibnu Abbas, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah dibekam dan beliau memberi upah kepada tukang bekam. Seandainya
beliau mengetahui bahwa upah bekam itu khabits/kotor, tentu beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberikannya.” (Hr. Abu Daud,
no. 3423; Dinilai shahih oleh al-Albani)
عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ أَجْرِ الْحَجَّامِ
فَقَالَ احْتَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَجَمَهُ أَبُو طَيْبَةَ ، وَأَعْطَاهُ صَاعَيْنِ مِنْ طَعَامٍ
Dari
Anas, beliau ditanya tentang hukum mendapatkan upah dari membekam.
Beliau menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam.
Yang membekamnya adalah Abu Thaibah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan dua sha’ gandum kepadanya.” (Hr. Bukhari no. 5371, dan Muslim
no. 62)
Hadits Ke-27
GURAH
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْتَجَمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَاسْتَعَطَ
Artinya:
Dari
Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melakukan bekam dan
memberinya upah kemudian melakukan Gurah (memasukan obat ke dalam
hidung). (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-28
BEROBAT DENGAN SUSU DAN AIR SENI ONTA
عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا اجْتَوَوْا فِي الْمَدِينَةِ
فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يَلْحَقُوا بِرَاعِيهِ يَعْنِي الْإِبِلَ فَيَشْرَبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا
وَأَبْوَالِهَا فَلَحِقُوا بِرَاعِيهِ فَشَرِبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا
وَأَبْوَالِهَا حَتَّى صَلَحَتْ أَبْدَانُهُمْ فَقَتَلُوا الرَّاعِيَ
وَسَاقُوا الْإِبِلَ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَبَعَثَ فِي طَلَبِهِمْ فَجِيءَ بِهِمْ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ
وَأَرْجُلَهُمْ وَسَمَرَ أَعْيُنَهُمْ قَالَ قَتَادَةُ فَحَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ قَبْلَ أَنْ تَنْزِلَ
الْحُدُودُ
Artinya:
dari
Anas radliallahu 'anhu bahwa sekelompok orang sedang menderita sakit
ketika berada di Madinah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan mereka supaya menemui penggembala beliau dan meminum susu
dan kencing unta, mereka lalu pergi menemui sang penggembala dan meminum
air susu dan kencing unta tersebut sehingga badan-badan mereka kembali
sehat, setelah badan mereka sehat mereka justru membunuh penggembala dan
merampok unta-untanya, setelah kabar itu sampai ke nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau pun memerintahkan untuk mengejar mereka,
kemudian mereka di bawa ke hadapan Nabi, lantas Nabi memotong tangan dan
kaki mereka serta mencongkel mata mereka. Qatadah berkata; telah
menceritakan kepadaku Muhammad bin Sirin bahwa peristiwa tersebut
terjadi sebelum turunnya ayat tentang hudud (hukuman). (HR. Bukhari)
Hadits Ke-29
BEROBAT DENGAN POHON PACAR
عَنْ
عَلِيِّ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ جَدَّتِهِ سَلْمَى
وَكَانَتْ تَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَتْ مَا كَانَ يَكُونُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَرْحَةٌ وَلَا نَكْبَةٌ إِلَّا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَضَعَ عَلَيْهَا
الْحِنَّاءَ
Artinya:
Dari ‘Ali bin ‘Ubaidillah dari Kakeknya yang sedang melayani Nabi Muhammad SAW berkata: “Ketika
Rasulullah SAW terkena luka yang bernanah dan luka parah selalu
memerintahku untuk meletakkan pohoh pacar di atas luka tersebut.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits Ke-30
LARANGAN BEROBAT DENGAN BENDA NAJIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدَّوَاءِ الْخَبِيثِ
Artinya:
Dari
Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw. melarang berobat
menggunakan sesuatu yang kotor/najis. (HR. Abu Daud Turmudzi, Ahmad bin
Hambal, dan Ibn Majah)
Hadits Ke-31
LARANGAN BEROBAT DENGAN KHAMR
Dari Thariq bin Suwaid Al-Ju’fi bahwa:
سَأَلَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ فَنَهَاهُ
أَوْ كَرِهَ أَنْ يَصْنَعَهَا فَقَالَ إِنَّمَا أَصْنَعُهَا لِلدَّوَاءِ
فَقَالَ إِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٌ
“Dia
pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai
khamar, maka beliau pun melarangnya atau benci membuatnya. Lalu dia
berkata, “Saya membuatnya hanya untuk obat.” Maka beliau bersabda,
“Khamar itu bukanlah obat, akan tetapi dia adalah penyakit.” (HR. Muslim
no. 1984)
Hadits Ke-32
LARANGAN BEROBAT DENGAN BESI YANG DIPANASKAN
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ
( الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍِ
أَوْ كَيَّةِ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنِ الْكَيِّ )
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat
terdapat dalam tiga hal, yaitu pada ketentuannya tukang bekam, minuman
madu, atau besi yang dipanaskan, akan tetapi aku melarang umatku berobat
menggunakan besi yang dipanaskan” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-33
ANTISIPASI WABAH PENYAKIT
أن
أبا هريرة قال : إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال ( لا عدوى ) قال
أبو سلمة بن عبد الرحمن سمعت أبا هريرة : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال
(لَا تُورِدُوا الْمُمْرِض عَلَى الْمُصِحّ )
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “ la ‘adwa (tidak ada penyakit menular).
Abu Salah bin ‘Abdurrahman berkata: ‘Saya mendengar Abu Hurairah
berkata’: ‘Dari Nabi SAW bersabda: ”Janganlah kalian campur hewan sakit
dengan yang masih sehat.” (HR. Al-Bukhari)
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ فِي أَرْضٍ فَلا تَدْخُلُوهَا ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلا تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya:
“Jika
kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah maka kalian jangan
memasuki daerah tersebut, dan jika wabah tersebut mengenai suatu daerah
dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar dari daerah
tersebut.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-34
DOA UNTUK ORANG SAKIT
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَتَى مَرِيضًا أَوْ أُتِيَ بِهِ قَالَ
أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ
إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Dari
‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW ketika menjenguk orang sakit atau ada
orang sakit yang mendatangi beliau maka Nabi berdoa “Pergilah
penyakit yang parah, Wahai Tuhan semua manusia, Sembuhkanlah sungguh
Engkaulah Dzat Yang Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali
kesembuhan yang berasal dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit sedikitpun” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-35
LEBURNYA DOSA KARENA SAKIT
أَنَّ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ (مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ
بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا)
Artinya:
‘Aisyah r.a istri Nabi berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak
ada musibah yang mengenai seorang muslim melainkan karena sebab musibah
itulah Allah akan melebur dosa-dosanya, sekalipun ia terkena duri.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits Ke-36
LARANGAN MENGAHARAP KEMATIAN
عن
أنس بن مالك رضي الله عنه : قال النبي صلى الله عليه و سلم : لَا
يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ ، فَإِنْ كَانَ
لَا بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ ، اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ
الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي ، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا
لِي
Artinya:
Dari
Anas bin Malik r.a. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah salah satu
diantara kalian mengharap kematian sebab penyakit yang menimpanya.
Kalaupun sangat mendesak, maka berdoalah ‘Ya Allah, hidupkanlah hamba
jika hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah hamba jika kematian itu
baik bagiku.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-37
RUQYAH
عَنْ
أَبِى سَعِيدٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم :
يَتَعَوَّذُ مِنَ الْجَانِ وَعَيْنِ اْلإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتِ
الْمُعَوِّذَتَانِ فَلَمَّا نَزَلَتَا أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَاسِوَا
هُمَا. رواه الترمذى
Artinya:
Dari
Abi Sa’id, dia berkata bahwa Rasulullah SAW senantiasa meminta
perlindungan dari beberapa Jin dan penyakit ‘ain manusia sampai turunlah
surat al-mu’awidatani, ketika kedua ayat itu telah turun maka nabi
meminta perlindungan dengan kedua ayat tersebut dan meninggalkan yang
selainnya. (HR. At-Tirmidzi)